Jika Tuhan Menghendaki Penyakit, Mengapa Kita Perlu Berusaha Memberantasnya?
Pertanyaan ini timbul dari ajaran Alkitab bahwa segala sesuatu ada di bawah kendali Allah. "Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan" (Yes. 46:10). "TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya" (Mazmur 135:6). "Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata kepada-Nya: 'Apa yang Kaubuat?'" (Dan. 4:35) "[Ia] di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya" (Efesus 1:11).
Ini artinya Tuhan mengendalikan semua malapetaka dan penyakit. Setan memang nyata dan punya andil di dalamnya, tetapi ia bukan penentu dan tidak dapat melakukan apa pun kecuali yang Tuhan izinkan (Ayub 1:12-2:10). Dan Tuhan tidak mengizinkan terjadinya berbagai hal secara sembarangan. Ia mengizinkan terjadinya hal-hal itu dengan alasan. Ada hikmat yang tidak terhingga dalam segala yang Ia kerjakan dan izinkan. Jadi apa yang Ia izinkan adalah bagian dari rencana-Nya, sama seperti apa yang Ia lakukan secara lebih langsung.
Karena itu, hal ini menimbulkan pertanyaan: Jika Tuhan menghendaki penyakit, mengapa kita perlu berusaha memberantasnya? Ini merupakan pertanyaan yang penting sekali bagi saya karena saya pernah mendengar orang-orang Kristen baru-baru ini berkata bahwa memercayai kedaulatan Allah akan menghalangi orang-orang Kristen untuk bekerja keras memberantas penyakit seperti malaria, TBC, kanker, dan AIDS. Mereka pikir logikanya seperti ini: Jika Allah secara berdaulat menghendaki segala hal, termasuk malaria, maka kita sedang melawan Allah jika kita menghabiskan jutaan dolar untuk mencari cara memberantasnya.
Itu bukan logika yang diajarkan Alkitab. Dan itu bukan yang selama ini dipercayai Calvinis. Nyatanya, pencinta kedaulatan Allah ada di antara ilmuwan-ilmuwan yang paling agresif yang membantu menaklukkan ciptaan dan membawanya di bawah kekuasaan manusia bagi kebaikannya—seperti kata Mazmur 8:7, "Engkau membuat dia [manusia] berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya."
Logika Alkitab berkata: Bertindaklah menurut "kehendak perintah" Allah, bukan menurut "kehendak ketetapan"-Nya. "Kehendak ketetapan" Allah adalah apa saja yang terjadi. "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" (Yakobus 4:15). "Kehendak ketetapan" Allah menentukan Anak-Nya dikhianati (Lukas 22:22), dihina (Yes. 53:3), diolok (Lukas 18:32), disesah (Mat. 20:19), ditinggalkan (Mat. 26:31), ditikam (Yoh. 19:37), dan dibunuh (Markus 9:31). Tetapi Alkitab mengajar kita secara gamblang supaya kita jangan mengkhianati, menghina, mengolok, menyesah, meninggalkan, menikam, atau membunuh orang yang tidak bersalah. Ini adalah "kehendak perintah" Allah. Kita tidak melihat kematian Yesus, yang jelas-jelas dikehendaki Allah, dan lantas menyimpulkan bahwa membunuh Yesus adalah baik dan bahwa kita harus mengikuti para pencemooh.
Begitu pula, kita tidak melihat kerusakan yang ditimbulkan malaria atau AIDS dan menyimpulkan bahwa kita harus mengikuti mereka yang tidak berbuat apa-apa. Tidak. "Kasihilah sesamamu manusia" adalah kehendak perintah Allah (Mat. 22:39). "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka" adalah kehendak perintah Allah (Mat. 7:12). "Jika seterumu lapar, berilah dia makan" adalah kehendak perintah Allah (Roma 12:20). Bencana-bencana yang ditetapkan Allah tidak ditujukan untuk melumpuhkan umat-Nya dengan ketidakpedulian, tetapi menggerakkan mereka dengan belas kasih.
Ketika Paulus mengajarkan bahwa ciptaan ditaklukkan kepada kesia-siaan (Roma 8:20), ia juga mengajarkan bahwa penaklukan ini adalah "dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (ay. 21). Tidak ada alasan mengapa orang-orang Kristen tidak boleh mengejar panggilan untuk mengangkat kesia-siaan ini sekarang. Allah akan menyempurnakannya pada saatnya kelak. Tetapi alangkah baiknya jika kita sebisa mungkin mengalahkan sebanyak mungkin penyakit dan penderitaan yang ada sekarang ini dalam nama Kristus.
Malah, saya akan mengibarkan panji sekarang dan memanggil beberapa dari kalian untuk memasuki panggilan riset yang bisa menjadi alat mengatasi penyakit-penyakit besar dalam dunia ini. Ini bukan melawan Allah. Allah berkuasa atas riset sebagaimana Ia berkuasa atas penyakit. Engkau dapat menjadi alat di tangan-Nya. Ini bisa jadi waktunya bagi kemenangan yang dikehendakinya atas penyakit yang Ia tetapkan. Jangan mencoba membaca pikiran Allah dari ketetapan-Nya yang misterius akan bencana. Lakukan apa yang dikatakan-Nya. Dan apa yang dikatakan-Nya adalah: "Berbuat baik kepada semua orang" (Gal. 6:10).
Rindu untuk meringankan penderitaan bersama Anda,
Pendeta John